Tanaman Cincau ( Cylia
barbata ) termasuk tanaman yang tumbuh merambat, diameter batang
kecil, kulit batang kasap, panjang batangnya mampu mencapai belasan
meter, dan daunnya berbentuk prisai, ada yang berbulu dan ada juga yang licin
mengkilap tergantung jenisnya. Tanaman ini mempunyai banyak nama
lokal seperti cincau (Indonesia), camcao, juju, kepleng (Jawa), camcauh,
tahulu ( Sunda ),daluman (Bali) dan nama lokal lainnya. Hasil
olahan daun tanaman ini sangat digemari sebagai pencampur es dan minuman dingin
lainnya.
Daun tanaman ini yang kaya dengan
klorofil/hijau daun dapat bermanfaat untuk mencegah hipertensi, sakit
perut,
dan akarnya dapat bermanfaat untuk
mencegah demam dengan cara diseduh dan disaring lalu diminum biasa. Menurut
penelitian para ahli, tumbuhan ini mengandung zat sejenis karbohidrat yang
mampu menyerap air sehingga bisa menjadi padat, juga mengandung lemak dan
lain-lain.
Jenis-jenis cincau
Tanaman cincau terdiri dari berbagai
macam jenis tanaman (spesies) yang dapat dilihat dari morfologi daunnya. Ada
daunnya ang licin mengkilap seperti berminyak (daluman lengis, lengis = minyak
(Bali) ), ada daunnya yang berbulu dengan daun lebar, ada yang daunnya agak
kecil yang sering disebut cincau Thailand. Masing-masing jenis cincau ini
memiliki rasa yang sedikit berbeda. Begitu juga penampilan hasil
olahannya/kekentalannya yang berbeda-beda. Yang paling banyak disukai
adalah dari jenis cincau yang daunnya berbulu, karena memiliki rasa yang enak,
serta tahan lama / tidak mudah mencair, dan hal ini dibuktikan bahwa setiap
pedagang daun cincau di pasar, selalu menjual jenis daun cincau
ini. Sedangkan jenis-jenis yang lainnya sangat jarang dijumpai dijual di
pasar.
Budidaya tanaman cincau cukup
menguntungkan bagi petani yang mengusahakan. Karena dipasar 1 kg daun
tanaman cincau bisa dijual dengan harga mencapai Rp 40.000,-. Terutama
pada saat musim panas, namun pada saat musim hujan biasanya harganya lebih
murah. Bila dalam seharinya petani dapat menjual 5 kg, berarti kalau
dijual langsung di pasar pendapatan yang diperoleh mencapai + Rp 200.000,-.
Pembibitan
Ada beberapa cara untuk membuat
bibit tanaman cincau yaitu dengan menyemai biji, dengan stek dan dengan cara
merunduk. Dimana cara-cara tersebut tergantung dari jenis tanaman cincau
tersebut.
Dengan biji
Ukuran biji cincau berbeda-beda, ada
yang besar-besar dan ada yang sangat kecil tergantung jenisnya, sehingga
ada yang bisa dibiakkan dengan biji, namun ada yang sulit dibiakkan dengan
biji. Jenis tanaman cincau yang daunnya berminyak (daluman lengis)
mempunyai biji yang besar. Adapun cara membiakkan adalah sbb :
1.Pilihlah biji-biji yang sudah tua,
yang ditandai dengan warna biji merah/hitam, biarkan beberapa lama sampai
biji tersebut mengering, dengan cara dibungkus dengan daun, atau
ditaruh pada suatu tempat terlindung dari sinar matahari, yang penting bisa
menjadi kering udara.
2.Siapkan tempat pesemaian, dari
nyiru yang telah diisi tanah yang subur/ pupuk kandang/kompos, yang sudah
betul-betul matang, sehingga tidak khawatir akan adanya tumbuh cendawan/ jamur,
yang bisa mematikan biji yang telah tumbuh.
3.Tebarkan biji-biji cincau tersebut
dalam tempat pesemaian yang telah disediakan, dan siram setiap saat bila
diperlukan. Yang penting pesemaian selalu lembab.
4.Taruh tempat pesemaian pada tempat
yang teduh, dan terhindar dari serangan tikus, burung dan binatang lainnya
yang
kemungkinan akan memakan biji yang
telah disemaikan.
5.Setelah pesemaian berumur + 6
minggu bibit bisa ditanam di lapangan.
6.Penyemaian bisa juga langsung
dilakukan di poly bag, dan setelah besar baru ditanam di lapangan.
Dengan Stek
Tanaman cincau yang sering disebut
cincau thailan, ini bisa diperbqnyak dengan menggunakan stek, dengan cara
sebagai berikut :
1.Pilih stek yang agak tua, yang
ditandai dengan batang berwarna kecoklatan dan sudah keras.
2.Pada stek yang terpilih usahakan
masih ada sedikit daun;
3.Stek tersebut direndam dalam botol
berisi air kurang lebih selama 1 minggu, yang ditandai dengan keluarnya akar
–akar
rambut pada buku yang terendam air.
4.Pindahkan stek tersebut ke dalam
polybag, dengan hati-hati, agar akar-akar rambut yang tumbuh tidak putus.
5.Usahakan polybag tetap
basah/lembab sampai beberapa hari;
6.Biarkan stek tumbuh sampai siap
ditanam di lapangan.
Dengan cara merunduk.
Tanaman cincau merupakan tanaman
yang beruas-ruas, khususnya pada jenis cincau thailan, dimana pada setiap
buku bisa keluar akar bila bersentuhan dengan tanah. Oleh karena itu
perbanyakan tanaman ini dapat dilakukan dengan cara merunduk, dengan cara
sebagai berikut :
1.Siapkan beberapa ( 4 – 5 ) polybag
yang telah berisi tanah yang subur + pupuk kandang/ kompos secukupnya;
2.Pilihlah salah satu cabang tanaman
yang cukup panjang dan cukup tua yang ditandai bahwa batang cabang telah
berwarna coklat dan sedikit mengeras, dengan membiarkan daun-daun masih tumbuh
dalam batang tersebut;
3.Tanamlah batang tersebut pada
polybag yang telah disiapkan, dengan ketentuan bahwa yang ditanam adalah
buku-buku dalam ruas batang tersebut;
4.Ulangi penanaman pada polybag yang
lain, pada ruas-ruas buku berikutnya, begitu seterusnya, sehingga 1
batang tanaman bisa dirunduk sampai mendapatkan 4 – 5 bibit cincau.
5.Pada umur + 1 – 2
bulan, bibit hasil rundukan tersebut bisa dipotong-potong untuk dipinahkan
kelapangan.
Penanaman
Sebagaimana biasa dalam penanaman
tanaman, pertama kali mesti disediakan lubang tanaman yang
telah diisi tanah subur/ pupuk kandang/ kompos secukupnya, sehingga nanti
tanaman dapat tumbuh dengan subur. Sebelum penanaman agar
telah disiapkan tiang panjatan tanaman. Untuk tahap awal panjatan dapat
dibuat dari bilahan bambu yang pendek, namun dengan bertambah tingginya tanaman
maka tiang panjatan juga semakin tinggi, bisa dibuat dari bambu, atau bisa
dipanjatkan pada pagar, sehingga mudah dalam memetiknya nanti. Bahkan ada
petani yang membuat panjatan dari tali ijuk yang digantung diatas tiang bambu,
layaknya membuat kerekan bendera. Bila daun-daun cincau sudah siap
dipanen, maka tali diturunkan, dan dinaikkan kembali bila sudah selesai
panen.Panjatan dapat juga dilakukan dengan menggunakan tanaman yang lain,
seperti tanaman bunga, atau tanaman lainnya yang kurang rajin
berbuah.
Pemeliharaan
Pemeliharaan yang paling penting adalah menyiram
tanaman setiap saat, lebih-lebih pada saat musim kemerau. Bila tanaman
kurang air akan menghasilkan daun-daun yang relatif kecil.Batang tanaman yang
sudah tua secara alami akan mengering, sehingg perlu dilakukan pemotongan
secara berkala, dan selanjutnya akan tumbuh tunas-tunas yang baru.
Biasanya kalau terlalu banyak cabang menyebabkan daun-daun yang tumbuh
kecil-kecil. ( Widi, Satpel, Tbn, Bali)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari saling berbagi